
Rabu, 09 Januari 2008
Borobudur Temple

Progo Trein
Sebuah catatan kecil dari Mlati, Sleman Yogyakarta

Mereka lantas berkata "jadilah bagian dari kita" aku berkata "Tidak, karena kita berbeda dalam banyak hal, aku ada hanya untuk menikmati indah dan damainya sore ini".
Mereka terus menerus memaksa segala cara mereka tempuh guna menjeratku, menyeretku bergabung menjadi bagian tak terpisahkan dari mereka.
Tak kusadari soreku selalu kuhabiskan di bukit berbunga itu. Hingga suatu ketika aku tersadar betapa akal sehatku tak bekerja seperti biasa.
Ah apa gerangan yang sedang terjadi? Aku terus berpikir, perasaanku terus menerus bergejolak jantungku berdetak, keras dan keringat dinginpun mengucur deras dari kening dan kedua telapak tangan ku.
Aku ingin menangis tapi tak bisa, aku ingin berteriak tetapi tak ada daya, aku ingin meminta tolong, mereka menertawakanku dengan sinis.
Ditengah keputusasaanku, mereka terus menerus bernyanyi, bergoyangdan menari-nari. Seketika aku ingin marah dan memaki mereka, tapi apa hendak dikata...
Bukut berbunga yang dulu ramah tiba-tiba berubah jadi pilu. Kemanakah gerangan kau pergi..? Aku terus berteriak meneriakan kata yang sama hingga habis pita suaraku. Mereka semua yang ada di bukit berbunga itu tetap angkuh dan kukuh.
Mereka terus menerus memaksa segala cara mereka tempuh guna menjeratku, menyeretku bergabung menjadi bagian tak terpisahkan dari mereka.
Tak kusadari soreku selalu kuhabiskan di bukit berbunga itu. Hingga suatu ketika aku tersadar betapa akal sehatku tak bekerja seperti biasa.
Ah apa gerangan yang sedang terjadi? Aku terus berpikir, perasaanku terus menerus bergejolak jantungku berdetak, keras dan keringat dinginpun mengucur deras dari kening dan kedua telapak tangan ku.
Aku ingin menangis tapi tak bisa, aku ingin berteriak tetapi tak ada daya, aku ingin meminta tolong, mereka menertawakanku dengan sinis.
Ditengah keputusasaanku, mereka terus menerus bernyanyi, bergoyangdan menari-nari. Seketika aku ingin marah dan memaki mereka, tapi apa hendak dikata...
Bukut berbunga yang dulu ramah tiba-tiba berubah jadi pilu. Kemanakah gerangan kau pergi..? Aku terus berteriak meneriakan kata yang sama hingga habis pita suaraku. Mereka semua yang ada di bukit berbunga itu tetap angkuh dan kukuh.
Langganan:
Komentar (Atom)